Senin, 08 Oktober 2007

Purifikasi Konsentrasi

Kenapa kosentrasi itu penting?

Kalau dijawab dengan menggunakan teori dan praktek yang sudah umum, mungkin penjelasan yang bisa diterima adalah antara lain:

1. Kecepatan

Kemampuan kita dalam berkonsentarsi akan mempengaruhi kecepatan dalam menangkap materi yang kita butuhkan. Seorang pelajar / mahasiswa yang punya kemampuan bagus dalam berkonsentrasi akan lebih cepat bisa menangkap materi yang seharusnya ia serap. Seorang karyawan yang bisa berkonsentrasi, ia akan cepat menangkap (menguasai) berbagai jenis keahlian yang ia butuhkan. Seorang olahragawan yang bisa berkonsentrasi dengan bagus akan lebih cepat dalam menguasi tehnik-tehnik dan jurus-jurus yang ia butuhkan untuk menjadi bintang. Saking pentingnya konsentrasi ini, Kurt Vonnegut pernah menulis begini: “The secret to success in any human endeavor is total concentration”.

2. Kekuatan

Konsentrasi, adalah sumber kekuatan. Apa hubungannya antara konsentrasi dengan kekuatan? Satu dari sekian penjelasan yang bisa menggambarkannya itu adalah cara kerja pikiran. Konon, pikiran kita akan bekerja berdasarkan “ingat” dan “lupa”. Pikiran kita tidak bisa bekerja untuk lupa dan untuk ingat dalam satu waktu. Lupa dan ingat akan dilakukan secara bergantian dalam tingkat kecepatan yang sangat maha super. Kalau anda ingat kebaikan orang, saat itu juga kita melupakan kejelekannya. Sebaliknya, kalau kita mengingat kejelekannya, maka saat itu juga kita melupakan kebaikannya. Teori Neouroscience-nya mengatakan bahwa otak manusia ini berubah sesuai dengan penggunaan. Kemana kita mengarahkan konsentrasi akan diikuti dengan perubahan struktur fisik otak itu (Neuroscience, Funderstanding, 1998-2001)

Kaitannya dengan katahanan seseorang terletak pada porsi dan frekuensinya. Kalau pikiran ini lebih sering kita gunakan untuk mengingat atau melihat hal-hal positif dari diri kita, dari keadaan dan dari orang lain di sekitar kita, maka kesimpulan yang tercetak di dalam diri kita adalah kesimpulan positif. Kalau sudah kesimpulan ini yang terbentuk, maka energi yang muncul adalah energi positif. Kekuatan dalam menghadapi kerasnya kenyataan hidup ini terkait dengan energi positif. Berdasarkan pengalamannya, Bruce Lee menyimpulkan bahwa seorang jagoan itu sebenarnya adalah manusia biasa. Bedanya adalah kemampuannya dalam menggunakan konsentrasi seperti sinar laser.

Contoh yang dekat itu misalnya kita gagal, entah itu gagal masuk UMPTN atau gagal masuk kerja. Jika yang kita ingat dan yang kita lihat adalah sisi-sisi yang mengecewakan dari kegagalan itu dan dari keadaan itu, maka sekuat apapun fisik kita pasti akan terasa berat untuk melangkah ke opsi lain. Akan beda rasanya ketika kita masih bisa melihat opsi dan alternatif lain atau bisa mengingat-ingat tujuan hidup kita dalam potret yang lebih besar (perspektif jangka panjang).

Meski kegagalan itu tetaplah kegagalan, tetapi energi yang keluar dari diri kita berbeda. Yang satu menambah kekuatan dan yang satunya malah mengurangi kekuatan. Untuk bisa mengingat yang positif, untuk bisa cepat melupakan hal yang negatif, dan untuk bisa melihat yang positif, tentu ini terkait dengan kemampuan berkonsentrasi. Mahatma Gandhi menggunakan teknik “ingat” dan “lupa” untuk memperkuat perjuangannya. Ketika dirinya hampir mau putus asa menghadapi penjajahan, Gandhi kemudian memprogram pikirannya untuk ingat bahwa perjuangan menegakkan kebenaran itu selalu akan berakhir menang meski kelihatannya kalah di babak awal.

Dengan kata lain, ketahanan seseorang itu tidak semata-mata terkait dengan kekuatan fisiknya. Bukti-bukti yang ada lebih sering menunjukkan bahwa ketahanan itu terkait dengan kemana seseorang memfokuskan konsentrasinya. Konsentrasi, karena itu disebut sumber kekuatan. Kalau anda melihat kesulitan sebagai sebagai kesulitan, ini rasanya seperti bara api. Tapi kalau kita melihat kesulitan sebagai rangkaian yang terpisahkan dari tujuan yang kita inginkan, ini rasa-batinnya akan beda. Kesulitan di sini kita anggap sebagai tantangan (challenge), bukan sebagai tekanan (pressure and tense).

3. Keseimbangan

Semakin bagus kemampuan Anda dalam berkonsentrasi, maka semakin cepat Anda bisa menangkap signal dari dalam diri tentang apa yang kurang, apa yang kebablasan, apa yang perlu dilakukan atau apa yang perlu dihindari, apa yang baik dan apa yang tidak baik. Dengan ini semua maka hidup kita cepat seimbang atau stabil. Sopir yang punya kemampuan berkonsentrasi bagus akan tajam sensitivitasnya. Kalau membaca penjelasan para ahli seputar Kecerdasan Multiple (Multiple Intelligence), konsentrasi ini terkait dengan apa yang mereka sebut dengan istilah Intra-personal intelligence, yaitu: kemampuan seseorang untuk bisa “connect” dengan dirinya (Seven Ways of Knowing: Teaching for Multiple Intelligences, David Lazear. 1991)

Temuan di bidang olahraga (Calming The Mind So The Body Can Perform, Robert M. Nideffer, Ph.D., 1995) mengungkap bahwa seorang atlet yang “being in zone” memiliki kualitas antara lain:

§ Punya perasaan dapat mengontrol dirinya secara penuh dan punya kepercayaan diri lebih kuat

§ Bisa memperkirakan apa yang akan terjadi dalam pertandingan sebelum benar-benar terjadi

§ Waktu berjalan secara normal

§ Objek tampak lebih luas dan tampak lebih gamblang (pandangan yang cerah)

§ Bisa beraksi dengan usaha yang tidak terlalu memeras keringat (semua berjalan secara “flow”)

§ Munculnya rasa senang / riang

§ Bisa menampilkan kualitas permainan yang melebih harapan

Jadi, konsentrasi adalah penggunaan yang proporsional terhadap pikiran untuk bisa fokus pada sasaran yang kita inginkan. Ini berarti konsentrasi itu adalah jalan-tengah (the proper way) di antara dua sisi yang ekstrim, yaitu: distraksi dan “tensi” (tension). Kalau kita tegang, biasanya bukan konsentrasi yang muncul, tetapi adalah over-concentration (pandangan sempit). Sebaliknya, bila kita terkena distraksi: sesuatu yang tidak penting, tidak mendesak dan tidak prioritas untuk kita pikirkan, maka ini adalah under-concentration (ngelantur).





0 komentar:

 
template by : uniQue  |    modified by : your name